Dear Stay at Home Mom : It's not easy. I know, I Feel You, I Am With You

Kali ini Emak mungkin lebih banyak curhatnya. Sedikit menumpahkan isi kepala yang penuh hehe. Sekaligus menyambut hari baru dengan kemungkinan Emak akan mulai beraktifitas kerja lagi, dan hari hari Emak berdua saja dengan Digan di rumah mungkin tak ada lagi.

Digan sudah setahun, maka setahun pula lah juga Emak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama Digan. Hari demi hari dilalui dengan aktifitas yang hampir sama. Dari sejak bangun hingga tertidur di malam hari. Setahun ini pula kesabaran Emak banyak diuji. Bukan tidak ikhlas, tidak bahagia, tidak senang menjalani peran sebagai ibu yang sepenuhnya di rumah. Hari-hari bersama Digan sangat membahagiakan dan tidak akan terganti oleh apapun. But still, it is hard. Yes it is .

Apa rasanya?
Setiap hari, Emak melepas semua anggota keluarga pergi untuk bekerja atau beraktifitas keluar rumah. Ayah, ibu dan suami juga adik. Tinggalah Emak hanya berdua Digan. Memandikan, masak, memberi makan, main, beberes, menyuapi lagi, beberes lagi, main, menyuapi lagi, memandikan, sampai tidur kembali.
Menjelang sore atau malam, semua anggota keluarga pulang. Masing masing menceritkan apa yang dialami di luar rumah. And almost no one asked you about your day, because the answer will always be the same. To be honest, that was sad. Seringkali, saking bosan dengan aktifitas itu itu saja, beraat sekali untuk mengerjakannya bahkan jadi tak dikerjakan. Hehe bukan untuk ditiru dan dipertahankan.

Setiap hari, Emak bertemu dengan orang yang sama, lagi dan lagi. Dalam sebulan, syukur syukur bisa ke rumah ibu mertua sehingga setidaknya ada orang baru yang bisa diajak berinteraksi. Bagaimana dengan teman? Yah setelah menikah, punya anak, dan memutuskan full menjadi ibu di rumah, pergi keluar rumah untuk hengot sama teman tidak semudah itu lagi. Banyak pertimbangan apalagi jika anak tidak terbiasa ditinggal dengan pengasuh. Melihat foto foto teman saling berkumpul , ada sedikit rasa rindu dan cemburu. Tapi ya sudahlah, setiap orang punya jalan hidup masing-masing.

Suatu waktu ketika sudah sangat penat, suami adalah satu satunya tempat Emak melipir dusel-dusel mencari secercah cahaya yang menghangatkan dan mengisi kerinduan untuk berinteraksi. Namun terkadang, he is also tired because his work. There again, in the middle of the night you end up alone, scrolling on your phone or just sitting there quitely. Refused to sleep early to feel your own self again. 

Satu tahun Digan, neneknya (Nyai)pensiun. Emak pun mulai mempertimbangkan untuk bekerja lagi. Pada suatu hari, Emak hadir di syukuran pelepasan Nyai pensiun di kantornya. Ramai sekali. Banyak orang datang. Emak sendiri datang bersama Digan dan Apa. Tak lama, Apa harus pergi karena ada pekerjaan. Tinggalah Emak dan Digan. Lucu sekali karena di tengah keramaian itu rasanya sepi dan mungkin ada sedikit rasa iri. Purna tugas di puncak karir, dikeliling banyak rekan kerja yang menyayangi. Bertolak belakang sekali dengan Emak yang sendiri. Diam di ruang istirahat bersama Digan ketika di luar ramai sekali. Rasanya sama seperti saat ini. Emak di rumah, bersama Digan disaat rasanya, rasanya nih yah, di luar sana orang-orang sibuk dengan aktifitasnya. Rasanya seperti perlahan Emak tenggelam dalam kegelapan. Dan terlupakan. Haha lebay ye..

Loh kan ada sehati ibu? Tentu, tentu Emak tidak melupakan bahwa sehati ibu kini menjadi support grup paling kuat yang menguatkan Emak sampai hari ini. Membuat emak merasa tak sendiri. Tapi terkadang rasa sepi itu menyelinap datang dan Emak tak pandai mengungkapkannya. Hanya cengagas cengeges, centil-centilan, banyak bercanda, berkeras ingin melayani orang-orang rumah. Padahal dalam hati sepi dan itu cara agar rasa sepi itu sedikit berkurang. Tapi tentu pada praktiknya tak semulus niat hati hehe.

Setahun ini, menjalani peran sebagai ibu yang full di rumah, disaat dulunya mah haduuh lama lama di rumah mana betah hihi. Banyak suka dukanya. Tapi percayalah, rasanya jauuuh jauuh jauuh lebih sulit ketimbang dulu Emak harus kerja dr pagi sampai malam, ke beberapa tempat sekaligus dalam sehari kadang pulang masih lanjut kerja. Semua itu jd terasa mudah banget haha.

Dulu Emak suka bertanya tanya kenapa berdasarkan hasil penelitian dan di berbagau artikel disebutkan bahwa ibu rumah tangga lebih rentan mengalami stress dan depresi. Sekarang setelah menjalani sendiri, jadi mengertiii sekali. Bagaimanapun ini tidak bermaksud mendiskreditkan ibu bekerja yaa.. semua pasti menjalani perjuangan dan kesusahanya masing-masing.

Kondisi ini lah yang mendorong Emak akhirnya lebih tertarik membuat support grup para ibu ketimbang 'ngotak-atik anaknya' karena ini lah Sehati Ibu juga bisa lahir dan berjalan. Jadi selaluu ada hal baik dari kesulitan sekecil atau seberat apapun.
Jadi untuk para ibu di luar sana, yang memutuskan menjadi stay at home mom, takapa, memang tidak mudah. Ibu tidak sendiri. Ada banyak yang mengalami seperti ibu di luar sana.

To every mother who spend mostly their time at home,
It's ok to be not ok. It is not easy. I feel you and I am with you.

Tulisan ini dibuat tidak hanya sekedar curhat tapi berbagi agar para ibu tidak merasa sendiri. (Tapi tentu ada misi pribadi supaya feel better after a not so okay day). Melepas kecemasan akan praktik lagi, melegakan hati yang dipenuhi rasa incapable karena beberapa hal.
Semoga jadi pengingat untuk lebih bersyukur dan penyemangat di hari hari ke depan.

Peluk hangat,
Emak ❤

Comments

Popular posts from this blog

Dear Couples: Movie Review - Marriage Story [SPOILER ALERT]

Dear Parents: About Being Parents (Obrolan Sore bersama Ibu Joefi)